
Alat musik Calung bukan hanya terdapat di Sunda, Jawa Barat namun juga bisa ditemukan di Banyumas Jawa Tengah. Kali ini kita akan membahas alat musik yang terbuat dari bambu ini. Terutama mengenai sejarah dan perkembangannya serta jenis-jenis calung.
Pengertian Alat musik Calung

Alat musik calung ini merupakan salah satu alat musik idiophone yang berkembang di daerah sunda dan Banyumasan. Jika kita lihat secara sepintas, alat musik ini mirip dengan alat musik angklung.
Bahan utama untuk membuat calung yaitu bambu yang telah dipotong kemudian disusun dalam sebuah rangkaian.kemudian rangkaian tersebut dipisahkan dengan pegangan yang dibuat dengan menggunakan kayu atau bambu.
Umumnya bambu yang digunakan untuk membuat calung dari jenis bambu hitam dan bambu wulung. Tetapi ada juga yang menggunakan bambu ater yang berwarna hijau.
Calung juga menggunakan nada pentatonik yaitu da-mi-na-ti-la untuk yang digunakan di Sunda. Dan calung yang ada di Banyumas menggunakan laras nada slendro yaitu ji-ro-lu-ma-nem.
Cara memainkan calung yaitu dengan dipukul menggunakan alat pemukul. Biasanya alat pemukulnya dibuat dengan menggunakan bahan kayu yang ujungnya dilapisi dengan lilitan karet. Tujuannya adalah agar suara yang dihasilkan tidak kasar.
Sejarah dan Perkembangan Alat Musik Calung

Belum ada catatan yang pasti mengenai alat musik calung terkait dengan perkiraan ada untuk pertama kalinya. Namun yang pasti alat musik calung sudah sejak ada sejak abad ke 14 pada saat penyebaran agama Islam di Indonesia.
Untuk bentuk dan ukuran calung tidak banyak mengalami perubahan , hanya fungsinya saja yang berbeda. Dulunya calung digunakan untuk mengiringi upacara adat tarawangsa.
Pada upacara Tarawangsa, calung dimainkan dengan alat musik lain. Upacara Tarawangsa yaitu tentang ritual penghormatan terhadap Dewi Sri yang isinya tentang pujian.
Akan tetapi saat ini, alat musik Calung seringkali digunakan pada sebuah seni pertunjukkan ataupun hiburan.
Pembuatan Alat Musik Calung

Diatas sudah dijelaskan tentang pengertian calung serta sejarah yang menyertainya. Selanjutnya yaitu kita akan mengulas tentang cara pembuatan calung.
Pembuatan calung tersebut dibahas dari mulai proses pemilihan bambu sampai dengan peralatannya. Yuk kita simak prosesnya dibawah ini :
1. Pemilihan Bambu
Bambu yang digunakan bukan sembarang bambu. Akan tetapi biasanya bambu dengan kualitas baik seperti bambu wulung. Selanjutnya setelah bambu ditebang, maka akan dikeringkan agar menjadi kuat dan berkualitas.
2. Penyeteman
Penyeteman yaitu penyesuaian nada dengan cara memotong bambu yang disesuaikan dengan tangga nada yang digunakan yaitu pelog ataupun slendro.
3. Perakitan
Setelah bambu melewati proses di atas selanjutnya bilah bambu tersebut disusun pada sebuah tongkat yang dipisahkan dengan sebuah bambu. Fungsinya yaitu untuk pegangan calung.
4. Tongkat Pemukul
Seperti yang kita tahu bahwa untuk memainkan calung maka harus menggunakan tongkat pemukul. Tongkat tersebut dibuat dengan menggunakan kayu yang pada bagian ujungnya dilapisi dengan menggunakan karet.
Macam dan Jenis Alat Musik Calung
Pada calung yang berasal dari Sunda Jawa Barat ada dua macam calung yang digunakan. Sedangkan calung yang berasal dari banyumasan memiliki satu macam calung yang dikenal dengan nama calung Banyumasan.
Agar lebih jelas mengenai calung-calung tersebut maka kita akan bahas bersama dibawah ini :
1. Calung Rantay

Calung Rantay atau yang dikenal juga dengan sebutan calung renteng. Cara memainkan calung ini yaitu dengan dipukul sambil pemainnya duduk bersila.
Memainkan calung rantay hampir sama dengan memainkan alat musik kolintang, yaitu dipukul dalam keadaan berjajar.
Untuk komposisinya terdiri atas satu deretan dan dua deratan. Untuk yang besar dinamakan dengan calung indung (induk) serta yang kecil dinamakan dengan calung rincik (anak).
Calung ini berjumlah 7 buah ruas bambu atau disebut dengan wilahan. Atau bisa juga lebih dari 12 wilahan sampai 17 wilahan apabila mencapai 2 oktaf atau lebih.
Pada setiap oktaf calung ini menggunakan tangga nada pentatonik yaitu terdiri atas da(1), mi(2), na(3), ti(4), la(5).
2. Calung Jinjing

Calung jinjing yaitu deretan bambu yang memiliki nada yang disatukan dengan menggunakan sebilah bambu dinamakan dengan paniir.
Calung jinjing memiliki bentuk dasar calung rantay dan dibagi menjadi empat bagian yang terpisah, diantaranya :
- calung kingking, calung ini memiliki 12-15 bilah bambu dan memiliki urutan nada yang paling tinggi.
- calung panepas, calung ini memiliki 5 bilah bambu. Untuk nada terendah calung nadanya dimulai dari kingking.
- calung jongjrong, calung ini mirip dengan panepas. Akan tetapi nadanya dimulai dengan nada terendah panepas.
- calung gonggong mempunyai dua bilah bambu dengan menhasilkan nada suara terendah.
Pada calung jinjing cara memainkannya hampir sama dengan calung rantay. Memainkan colung jenis ini harus dalam posisi duduk bersila. Sedangkan pada calung jinjing, cara memainkannya sambil berjalan atau bisa juga dengan cara berdiri.
3. Calung Banyumas

Calung Banyumas adalah sebuah seni pertunjukkan seperi gamelan yang ada di Jawa Tengah.Calung Banyumas memiliki dua laras nada yaitu slendro dan pelog. Dan yang sering dimainkan pada calung ini yaitu laras slendro.
Calung Banyumas juga dikenal dengan sebutan calung lengger. Hal ini dikarenakan calung ini digunakan untuk mengiringi tarian lengger pada acar pernikahan, khitanan serta ritual adat.
Calung banyumas juga terdiri dari gabungan beberapa instrumen musik, diantaranya : gambang barung, gambang panerus, slenthem, kenong dan gong sebul.
Demikian penjelasan mengenai alat musik calung. Semoga menambah wawasan kita terhadap alat musik tradisional agar bisa terus melestarikan budaya di Indonesia.