
Alat Musik Sulawesi Tenggara - Sulawesi Tenggara atau yang sering disingkat dengan Sultra memiliki ibu kota di Kendari. Selain keindahan alamnya yang terkenal, SulTeng juga dikenal dengan warisan budayanya terutama dengan alat musik Sulawesi tenggara yang memiliki ciri khas dan keunikannya sendiri.
9 Jenis Alat Musik Sulawesi Tenggara
Nah kali ini kita akan mengulas lebih detail tentang macam-macam alat musik Sulawesi Tenggara yang dijadikan warisan budaya.
1. Dimba Nggowuna Atau Gendang Bambu

Alat musik Sulawesi Tenggara ini terbuat dari bambu dan rotan. Alat musik ini banyak dimainkan oleh wanita sebagai hiburan saat selesai melakukan pekerjaan menenun atau pada saat selesai bekerja.Tujuan memainkan alat musik tersebut agar mereka tidak jenuh dalam bekerja.
Alat musik Dimba Nggowuna pada zaman Neolitikum mempunyai ukuran sekitar 40 sampai 45 cm. Akan tetapi ketika zaman sudah semakin maju membuat alat musik dari Suku Tolaki ini sudah banyak digantikan dengan alat musik modern di gua.
2. Baasi

Alat musik baasi dibuat dengan menggunakan 10 buah bambu dan rotan. Alat musik ini juga sering dimainkan ketika acara pertunjukkan. Saat mengiringi lagu daerah dan lagu nusantara, alat musik baasi sering digunakan.
Bagian pangkal dari alat musik Baasi yang berjumlah 10 buah ini memiliki panjang yang berbeda dengan setiap lubang. Lubang pada Baasi ini dibuat agar bisa menghasilkan nada yang berbeda-beda saat dimainkan.
Alat musik baasi juga sering digunakan untuk mengiringi nyanyian lagu daerah atau sering juga digunakan sebagai pengiring tarian daerah tersebut.
3. Lado-lado

Lado-lado dimainkan dengan cara dipetik. Lado-lado terbuat dari kayu atau bambu yang dibentuk menyerupai gitar.
Akan tetapi jika kita melihat lebih dekat, memainkan Lado-lado memang agak sulit. Hal itu dikarenakan memiliki bentuk yang mirip dengan gambus.
Saat ini kita jarang sekali menemukan lado-lado di sulawesi tenggara. Dan jika kita menjumpai pun biasanya sudah terbungkus rapi dengan menggunakan bingkai kaca di museum
4. Kanda Wuta

Kanda Wuta dibuat dengan menggunakan kayu, tanah liat, rotan dan pelepah sagu. Kanda Wuta ketika dimainkan biasanya selama 3 malam berturut-turut ataupun dimainkan malam pertama saat terbit empat bulan di langit yang disebut dengan Malemba.
Untuk malam kedua dimainkan ketika terbit lima belas bulan dilangit yang dinamakan dengan Onde. Serta malam ketiganya, pada saat terbit enam belas bulan di langit disebut juga dengan Tombara Omehe. Alat Musik Kanda Wuta juga sering digunakan untuk perayaan masa panen dan tarian lulo ngganda.
5. Gambus

Alat musik Sulawesi Utara berikutnya yaitu Gambus dengan bentuknya yang menyerupai Mandolin. Senar yang dimiliki gambus paling banyak berjumlah 3 buah. Gambus pada mulanya berasal dari Timur Tengah.
Akan tetapi menurut sejarah, Gambus datang ke Indonesia karena adanya pengaruh kegiatan penyebaran agama Islam Di Indonesia, termasuk juga di Sulawesi Utara.
Dengan mengikuti perkembangan zaman yang kian maju, alat musik gambus mulai banyak digunakan sebagai pengiring lagu. Bukan hanya lagu berbahasa Arab yang diiringi, namun juga lagu-lagu Melayu.
6. Kecapi

Kecapi merupakan instrumen tradisional dengan bentuk yang mirip dengan perahu yang memiliki dua senar. Alat musik ini dibuat dengan menggunakan kayu juga senar.
Cara memainkannya yaitu dengan dipetik dan dimainkan sebagai pengiring dari suatu tarian serta lagu-lagu daerah.
7. Ore-ore Nggae

Bahan bambu dan rotan adalah material untuk membuat alat musik Ore-ore Nggae. Bentuknya kecil serta diantara dawai dan badannya terdapat kayu kecil. Alat musik ini mirip dengan gendang dengan berukuran mini.
Cara memainkannya dengan menggunakan 2 tangan serta dalam posisi duduk. Kemudian dimiringkan posisinya, lalu tangan kanan digunakan untuk memetik dan menepak alat musik ini. Untuk membuka dan menutup lubang tempat suara keluar menggunakan tangan kirinya.
Penggunaan alat musik ini di sulawesi tenggara digambarkan sebagai seorang gadis yang ingin sekali mengungkapkan perasaannya pada orang yang dia cintai.
8. Ore-Ore Mbondu

Alat musik sulawesi tenggara ini cara memainkannya adalah dengan ditiup. Saat ini keberadaan alat musik yang satu ini memang susah dicari karena dibuat dari tulang yang sudah dilubangi dna tembaga.
Dulunya alat musik tradisional sulawesi tenggara ini banyak dipakai oleh orang-orang yang sedang bekerja di sawah saat panen tiba. Kemudian dimainkan dengan alat musik lainnya agar terlihat lebih meriah seperti dengan Baasi dan gendang ( dimba ).
9. Seruling Bambu

Bentuk seruling ini hampir mirip dengan seruling dari daerah lain. Dengan adanya lubang pada bagian atas berguna sebagai tempat keluarnya suara serta tempat untuk mengatur nada dan irama yang dikeluarkan.
Apabila pemain tahu dan paham cara memainkannya maka akan terdengar indah dan lembut suara seruling ini.Ada banyak sekali seruling Bambu yang bisa kita temui di sulawesi Tenggara.
Ukuran seruling tersebut juga beragam dari yang kecil sampai yang besar. Bahkan ada juga yang menggunakan ruas bambu. Alat musik ini biasanya digunakan untuk menghibur diri atau juga sering digunakan dalam instrumen kesenian musik yang digelar. Saat ini penggunaan seruling juga banyak diajarkan disekolah-sekolah.
Keberadaan-keberadaan alat musik tersebut harus mendapatkan perhatian dari semua kalangan. Tidak hanya masyarakat saja yang harus memperhatikannya, masyarakat pun harus bersama-sama melestarikan keberadaannya.
Peranan dari pemerintah juga sangat penting untuk mendukung alat musik tersebut agar tidak hilang ditelan masa. Selain itu agar alat musik tradisional tersebut tidak diakui oleh negara lain.
Demikian kami informasikan 9 jenis alat musik sulawesi tenggara yang memiliki ciri khas serta keunikannya tersendiri yang tentunya berbeda dengan alat musik dari daerah lainnya di Indonesia. Ciri khas yang ada di sulawesi tenggara tersebut akan memperkaya kekayaan Indonesia.